Keshalehan Sosial Lebih Banyak Disebut Al-Qur’an


band005.jpg

Umat Islam jangan hanya puas mencapai keshalehan individual saja, tapi juga harus terus memupuk keshalehan sosial bersama masyarakat. Sebetulnya mana yang lebih utama antara keduanya? Berikut wawancara Achmad Jumaely dengan Drs. H. Mutawalli M.Ag -Wakil Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kota Mataram

Apa pendapat Bapak tentang keshalehan ummat?

Ummat yang saleh ya, ummat yang mampu mengabdikan dirinya secara total kepada Allah SWT. Yakni menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tidak hanya ritual tapi juga sosial.

Keshalehan sosial, maksud bapak?

Iya, sementara ini kan banyak sekali ummat Islam yang menganggap ritualitas keagamaan hanya berorientasi kepada Tuhan. Tapi ibadah sosialnya ditinggalkan. Ekonomi ummat, kemiskinan, korupsi, lumpur Lapindo semua itu sebetulnya adalah ladang amal bagi kita yang mau dan bisa berbuat. Itu juga ibadah!.

Sebetulnya bagaimana konsep keshalehan dalam Al-Qur’an?

Al-Qur’an membicarakan keduanya. Hanya saja keshalehan sosial mendapat porsi lebih banyak. Maksud saya ayat-ayat tentang mu’amalah atau sosial lebih dominan dibandingkan dengan ayat-ayat hukum. Silahkan Anda lihat, hanya beberapa persen saja ayat Al-Qur’an yang berbicara keshalehan kepada Tuhan dalam bentuk ritual sholat, puasa dan haji. Justru yang banyak tentang zakat, peduli orang miskin, menghargai sesama, tolerasi dan demokrasi.

Apa hubungannnya kesalehan ritual ini dengan Islam yang katanya Rahmatan Lil’alamin itu pak?

Nah, itu dia. mestinya konsep rahmatan lil alamin itu difahami ummat Islam sebagai konsep berfikir Tuhan untuk memberikan kasih sayang (rahmat) bagi seluruh alam. Artinya Islam diturunkan Allah dengan konsep bagaimana agar semua manusia bisa hidup dengan dinamis baik dengan sesama manusia (hablun minannas), dengan Alam (hablun Minal Alam). Itulah konsep Tuhan. Kita disuruh beramal sebanyak-banyaknya dalam dua bentuk keshalehan itu.

Lalu,bagaimana umat Islam membedakan kedua bentuk keshalehan tersebut ?

Iya begini aja, kita kan sering berdo’a Robbana Atina Fiddunya hasanah Wafil’Akhirati Ahasanah, Kenapa fiddunya lebih dulu daripada Fil akhirah? Ini artinya ibadah sosial itu teramat penting. Dan saya kira semangat-semangat ayat yang menyuruh kita beribadah kepada Allah, ujung-ujungnya, orientasi akhirnya adalah bagaimana kita hidup tentram, damai dan nyaman dalam kehidupan sosial kita. Inilah inti ajaran tauhid dalam Islam. [] Ahmad Jumaely

2 Komentar

Filed under Opini

2 responses to “Keshalehan Sosial Lebih Banyak Disebut Al-Qur’an

  1. wah bagus web sitenya! apalagi warnanya,

  2. tanks saiapakah ini, temena-2 jarik mataram pengen kenal dong!

Tinggalkan komentar