Dosen Liberal Menyajikan Islam Penuh Humor


s5001441.JPG
“Ya kalau anak saya keluar Islam tentu saya sedih, tapi lebih sedih lagi jika anak saya keluar dari NU” Demikian seloroh Drs. Fawaizul Umam, M. Ag, Dosen Filsafat IAIN Mataram menanggapi pertanyaan seorang peserta pada diskusi publik dengan tema “Masa Depan Kebebasan Beragama” yang dilaksanakan Jaringan Islam Kampus (Jarik) Mataram di Kampus IAIN Mataram beberapa waktu lalu.

Oleh : Achmad Jumaely

Menyampaikan ide dengan segar dan penuh humor adalah khas Fawais, panggilan akrab bapak dua anak ini. Dimanapun ia tampil sebagai pemateri, hampir wajib joke-joke segar keluar dari mulutnya.

Seperti ketika mengisi materi di acara Nurkholis Madjid Memoriam Lecture yang diadakan baru lalu di Universitas Mataram. Fawais berseloroh tajam mengkritik para aktifis mahasiswa yang sangat akrab dengan pakaian cadar. Katanya “Isteri saya dulu pernah mengutarakan keinginannya menggunakan cadar tapi saya larang, saya bilang, jangan! Nanti menjadi fitnah, wajahmu cantik, tapi kalau kamu bercadar nanti orang-orang curiga, mengira kamu sumbing dan bopeng” Sontak para peserta yang mayoritas aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) itu tertawa di bikinnya.

Guyon yang sama lucunya juga ia sampaikan ketika ia di panel dengan TGH. Zainul Majedi di acara diskusi publik dengan tema “Quo Vadis Jika NTB Di Pimpin Tuan Guru”. “Saya berbicara blak-blakan begini karena saya ingin menyelamatkan Tuan Guru kita ini, jangan sampai ia meninggalkan ummat gara-gara berpolitik, karena dalam Hadis, Seorang Tuan Guru itu derajatnya berada di bawah para Nabi. Lha kalo Tuan Guru berpolitik, jelas derajatnya turun dong, makanya jika anda semua ingin menyelamatkan Tuan Guru, anda jangan memilihnya dia menjadi Gubernur NTB 2008”

Di kampusnya IAIN Mataram, Fawais dikenal cukup konsisten pada pemikiran-pemikirannya. Ia tak segan-segan mengkritik sesuatu yang diyakininya salah dan memperjuangkan apapun yang diyakininya benar.

“Bagi saya, jika IAIN serius ingin melakukan studi keislaman, maka sudah saatnya IAIN tidak merasa risih menerima mahasiswa non-muslim, dosen juga seharusnya tidak enggan punya mahasiswa beragama lain, karena bagaimanapun juga, orang yang risih berdampingan dengan orang yang berbeda agama berarti, orang itu tidak pede dengan imannya sendiri” Kata Fawais di depan dosen dan pejabat IAIN Mataram belum lama ini.

Dipilihnya menyampaikan pikiran-pikiran dengan disertai humor-humor segar bagi Fawais adalah metode yang sangat efektif untuk bersuara di tengah komunitas ummat islam yang rigit dan cenderung tak suka menerima kritik. Ia banyak belajar dari Gusdur dalam hal ini.

“Tuan Guru itu kan orang yang di besarkan di tengah tradisi dimana semua orang menghormatinya, maka untuk melakukan kritik tidak bisa dengan frontal, lebih baik dengan joke-joke seperti itu, mereka tidak akan marah” kata Fawais suatu saat ketika saya tanya, mengapa ia lebih suka humor saat menyampaikan fikiran-fikirannya.

Di publik NTB, nama Fawais saat ini memang cukup tenar, terutama setelah ia sering diundang oleh berbagai elemen masyarakat untuk menyampaikan fikiran-fikirannya secara terbuka. Selain karena penyampaiannya yang renyah dan segar, Fawais juga berpengetahuan luas terutama di bidang filsafat dan keislaman. Konon, dirumahnya ia mengoleksi ribuan buku dan jurnal yang terus ia baca serta jiga aktif bergelut dengan teman-teman intelektual muda di Nahdlatul Ulama.

Selain itu, Fawais dikenal dosen yang sangat sederhana. Baju dan celana yang dilipat serta rambut gondrong adalah salah satu ciri khas penampilannya. Salah seorang mahasiswa IAIN Mataram Irvan Wahid, mengaku sering tertawa geli melihat style Fawais ketika tampil di forum-forum. “Jika orang belum mengenalnya mungkin dikira bukan intelektual, tapi kalau sudah dapat giliran bicara, wah semua di obrak-abrik..haha” Sanjung Irvan ditemui di Sekretariat Jarik Mataram.[]

RESOURCE : WWW.JHELLIE.TK

12 Komentar

Filed under Opini

12 responses to “Dosen Liberal Menyajikan Islam Penuh Humor

  1. Coes

    BRAVO Maju TERUS PAK….FAWAIS!

  2. ip3nk

    konsisten boleh pak tapi sering ngaca juga siapa tau ada bopeng dimuka hehe (maaf ya pak canda) oh ya menurut pengalaman mayoritas para dosen Muslim Indonesia kalo udah jadi dosen apalgi yang duduk distruktur mayoritas malas baca buku (baru) 1 minggu aja belum tentu hbs 1 buku udah cukup dengan ilmunya makanya esensi omongan ga ada yang mutu

  3. itu ceah sama aja pak… selama anak anda masih NU, berati dia tetap islam. anda memang hebat ya soal akal-akalan begini.
    soal tuan guru yang turun derajat karena ikut politik, saya ceah gak punya jawabannya. tapi boleh nanya gak pak.. turunnya berapa derajat, jadi setelah turun derajat sekarang berapa sudutnya? Ha..3x kebetulan saya orang matematik pak, jadi pertanyaannya begono deah.
    tapi waktu itu saya ikut kok waktu anda dengan tuan guru bajang diskusi di aula IAIN Mataram, kayak nonton XtraPaganza. Corry… Becanda Pak..!!!!!!!!!!!!!

    • Din

      Aku kira nanti di akherat gak akan ditanya apa anaknya pak Fawais organisasinya apa NU, NW, Muhamadiyah atau yang lainnya. tapi justru agamanya apa? makanya justru seharusnya pak Fawais harus bersedih kalau anaknya tidak beragama ISlam buka masuk organisasi apa. urusan organisasi kan upaya hubungan sosial di dunia saja, tapi diakhirat agama is importan

  4. Kayaknya mas nazar keliru ya, pas di IAIN Mataram itu, TG bajang bukan di panel ma Fawais, tapi pak mutawalli…kayaknya anda keliru….

    salam
    Jhellie Maestro
    http://jhelliesite.blogspot.com/

  5. Anonim

    SEGERA……………!!!! BERTAUBAT LAH

  6. Seluruh manusia wajib sadar bahwa mereka berselisih persepsi agama-agama dan umat Islampun wajib sadar bahwa menurut hadits Nabi saw. bahwa umatnya telah terpecah-belah menjadi 73 firqah sampai hari ini, sesuai Ar Ruum (30) ayat 32, Al Mu’minuun (23) ayat 53,54, Yudas 1:18,19,20,21.
    Allah akan menjadikan kembali umat yang satu sesuai An Nahl (16) ayat 93 dengan cara menunggu-nunggu dan tidak melupakan datangnya HARI TAKWIL KEBENARAN KITAB sesuai Al A’raaf (7) ayat 52,53.

    Untuk mengetahui apakah rahasia hari takwil kebenaran kitab itu, kami telah menerbitkan buku panduan terhadap kitab-kitab suci agama-agama berjudul:

    “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
    berikut 4 macam lampiran acuan:
    “SKEMA TUNGGAL ILMU LADUNI TEMPAT ACUAN AYAT KITAB SUCI TENTANG KESATUAN AGAMA (GLOBALISASI)”
    hasil karya tulis ilmiah otodidak penelitian terhadap isi kitab-kitab suci agama-agama oleh:
    “SOEGANA GANDAKOESOEMA”
    dengan penerbit:
    “GOD-A CENTRE”
    dan mendapat sambutan hangat tertulis dari:
    “DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA” DitJen Bimas Buddha, umat Kristiani dan tokoh Islam Pakistan.

    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

  7. Gusdur, Nurkholis Madjid, Ulil??? hmmm???

  8. Buku “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
    Penulis: Soegana Gandakoesoema
    Penerbit: GOD-A CENTRE
    dengan BONUS: “SKEMA TUNGGAL ILMU LADUNI TEMPAT ACUAN AYAT KITAB SUCI TENTANG KESATUAN AGAMA (GLOBALISASI) berukuran 63×60 cm.

    Tersedia ditoko-toko buku distributor tunggal:
    P.T. BUKU KITA
    Telp. 021.78881850
    Fax. 021.78881860

  9. pak ada dimana sekarang,,,, masih panjang gak jabriknya,,,,?kita kangen neh,,,ma aliran2 barunya,,,,

  10. syifu

    dulu sya pernah di tawari bea sisiwa untuk kuliah di Iain matam, tapi saya tolak krna alasn pribadi… dan selkarang sya sngat bersyukur sekali krna gk jdi belajar di Iain, …… al hamdulillah ya Allah… engkau tlah menjauhkan hamba mu ini dari syubhat 2 yang mereka…..

  11. Buku “Bhinneka Catur Sila Tunggal Ika”
    Bagaimana menghancurkan agama-agama menjadi satu
    Tersedia di
    Perumahan Puri BSI Permai Blok A3
    Jl. Samudera Jaya
    Kelyurahan Rangkapan Jaya
    Kecamatan Pancoran Mas
    Depok 16435
    Telp./Fax. 02177884755
    HP. 085881409050

Tinggalkan Balasan ke Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal, Agama millennium ke-3 masehi. Batalkan balasan